Mamuju – Coffee Morning merupakan forum yang dikemas semiformal untuk memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi pengguna jasa untuk menyampaikan hal-hal yang menjadi kendala perkarantinaan.
Hal tersebut disampaikan oleh Agus Karyono, Kepala UPT Badan Karantina Indonesia di Mamuju saat memberikan sambutan pada kegiatan coffee morning dan sosialisasi perkarantinaan di Kabupaten Majene, Selasa (24/10).
“Karantina bekerja secara lintas sektoral, oleh karena itu kami meminta dukungan baik itu dari entitas pelabuhan, pengguna jasa, maupun stakeholder lainnya untuk mendukung terselenggaranya perkarantinaan di Majene,” ujar Agus.
Agus juga berpesan agar melaporkan kepada pejabat karantina apabila melalulintaskan komoditas dan sumber daya alam agar tidak merugikan ekonomi, kesehatan, dan kelestarian sumber daya alam.
“Misalnya saja kerugian ekonomis akibat penyakit hewan di Indonesia yaitu Penyakit Mulut dan Kuku Rp. 11,6 triliun, African Swine Fever (ASF) Rp. 7,6 triliun, flu burung Rp. 5 triliun, dan rabies Rp. 33,6 miliar,” urai Agus.
Dalam kesempatan tersebut Agus juga memperkenalkan lembaga Badan Karantina Indonesia sebagai lembaga baru di bawah dan bertanggung jawab langsung ke Presiden Republik Indonesia.
“Sejak terbitnya Perpres nomor 45 tahun 2023 tentang Badan Karantina Indonesia. Secara hirarki lembaga ini terdiri dari 3 entitas yaitu Karantina Pertanian yang sebelumnya di bawah Kementerian Pertanian, kemudian Karantina Ikan yang sebelumnya di bawah Kementerian Kelautan dan Perikanan, dan Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem,” ujar Agus
Agus menyebut bahwa Badan Karantina Indonesia ini merupakan harapan negara dan Presiden untuk memperkuat penyelenggaraan perkarantinaan di Indonesia.
Dalam kegiatan tersebut, juga dilakukan pemberian penghargaan bagi pengguna jasa terpatuh 2022 dan stakeholder yang mendukung kegiatan operasional perkarantinaan di kabupaten Majene.
