Mamuju – Berselang beberapa hari setelah ekspor bungkil sawit sebanyak 5.500 ton ke Tiongkok, Sulbar kembali melakukan ekspor, kali ini cangkang cawit sebanyak 10.900 ton tujuan Jepang, Sabtu (2/9). Pejabat karantina mamuju yang bertugas di Pelabuhan belang-belang memfasilitasi ekspor senilai Rp. 19 miliar tersebut dengan menerbitkan sertifikat kesehatan tumbuhan (Phytosanitary Certificate).
Junarli Sali selaku pejabat karantina tumbuhan melakukan pengawasan fumigasi di atas alat angkut MV Green Future yang dilakukan oleh perusahaan fumigasi yang teregistrasi Badan Karantina Pertanian.
“Kegiatan fumigasi dilakukan untuk memastikan cangkang sawit terbebas dari OPTK berupa serangga hidup yang bisa saja terbawa komoditas dan sebagai salah satu persyaratan negara tujuan,” ujar Junarli.
Sementara itu, Agus Karyono selaku Kepala Karantina Pertanian Mamuju mengatakan dalam rangka mendukung Gerakan Tiga Kali Lipat Ekspor (Gratieks), Pejabat karantina mamuju senantiasa memberikan pelayanan prima kepada kegiatan yang menunjang usaha eksportir dengan melakukan pendampingan dan pengawasan proses fumigasi komoditas sebelum diekspor ke negara tujuan.
“Berdasarkan data sistem automasi Badan Karantina Pertanian selama tahun 2023, Karantina Mamuju telah memfasilitasi ekspor cangkang sawit sebanyak 6 kali dengan total volume mencapai 63.000 ton,” ujar Agus.
Agus menyebut bahwa cangkang sawit tersebut dimanfaatkan bagi sebagai sumber energi biomassa terbarukan karena Jepang perlahan mulai meninggalkan penggunaan bahan bakar fosil.